Epilog: Jikalau aku sudah menunjukkan tulisanku ini pada dunia, itu artinya aku sudah berdamai dengan situasi itu. Jikalau ada satu atau dua orang yang merasa familiar dengan apa yang kuceritan, mungkin ini memang tentangmu. Tapi tenang, semua sudah lewat, aku telah pulih. Tulisan ini kuperuntukkan untuk waktu yang selalu menjadi guru terbaik dan semesta yang tak pernah lupa untuk mencintaiku.
Langit malam ini terlalu terang, awan kelabupun terlihat seperti pulau temaram yg terapung diatas lautan langit hitam
Malam selalu memberikanku mimpi buruk, sungguh kuingin segera memejamkan mata ini dan tidur. Ketenangan dengan mimpi yg jauh lebih indah drpd pikiran malam. Dan kali saja esok pagi dimulai lg dengan harapan-harapan baru. Semesta, ajari aku. Cara untuk lebih memahamimu.
Aku sakit Cinta
Kudapati hatiku sendirian di tepi danau
Mengulak-alik kata tanpa makna
Mencoba memasukimu dengan Lacan dan Freud tapi apa guna
Hati tak semudah teori
Ah, sungguh kucinta kau
Kucinta kau yang memandangku dengan apa adanya perasaan
Tp saat kulihat retina itu tak lagi gemerlap
Takjup kurasa saat masih kudapati cinta ini, bahkan lebih
Aku buntu dengan cinta, ternyata aku hanyalah seorang belia
Jangan sombong dulu, kau juga sayang.
10 kau beri padaku dengan congkaknya, tp saat kutelanjangi diriku berkuranglah satu per satu keping judimu itu.
Tapi jangan salah, aku memang tersayat, tapi tetap kusyukuri rasa ini.
Semesta, kini dapat kuhirup baumu walau hanya setitik.
Kududukan diriku di kerumunan yang sepi Mencoba bertahan, kugenggam duri itu makin erat Dan memastikan mulutku berkata "tak apa" Aku remuk
..............
Biarkan aku belajar untuk berjuang
..........
I JUST WANT TO BE HAPPY.
Dan 3 tahun telah kulewati.
Kudapati aku yang sudah berdiri diatas keakuan.
Kuingat lagi sakit itu, menolong dan membangkitkan.
Keutuhan memang hanyalah milik semesta, namun saat kudengar sedikit bisikan pujian darinya, aku merasa penuh.
Kini sudah bisa kubicarakan cinta dengan lebih dewasa.
Aku tak sendiri, seseorang disampingku kini dan kami saling menggenapkan.
Tapi kali ini, kutahu kukan tetap bahagia walau mengganjil kelak.
Kupahami bahwa bahagia adalah milikku, bukan untukku.
Untuk kalian yang kini remuk, bersyukurlah, karena kalian akan menjadi sekuat-kuatnya hati. Kuingin kalian semua sadar, kebahagiaan dapat ditemukan semudah menutup mata. Kebahagiaan bukanlah hadiah, kebahagiaan bukanlah perjuangan, kebahagiaan adalah dirimu. Kebahagiaan adalah kita.
———————————————————————————————————————-
Sampai “Biarkan aku belajar untuk berjuang” Agustus 2017
Dari “I just want to be happy” Oktober 2020
Semesta terima kasih atas segalanya.
Comments