top of page
Search

2022: Q1 Dua pertanyaan muskil dan satu tanda tanya agung.



  • Ada dua pertanyaan yang muskil untuk saya jawab. (1) Apa itu Tuhan? (2) Bagaimana bentuk cinta? Saya pikir kalau dua pertanyaan ini bisa saya jawab dengan baik, seperti ujian sekolah, saya sanggup untuk menghadapi ujian terakhir, menjawab tanda tanya agung hidup saya. Apa tujuan saya hidup?


  • Pertanyaan pertama sangat sensitif, tapi saya percaya kalau Tuhan itu tidak bisa dijawab dan dijelaskan tanpa dualitas yang netral. Tuhan hanya bisa dirasai, dan perasaan itu vertikal ke atas. Lalu bagaimana cara menjelaskannya dengan bahasa manusia yang sifatnya linear horizontal. Akhirnya pertanyaan itu masih belum terjawab sampai sekarang. Membentur tembok.


  • Selanjutnya, bagaimana bentuk cinta? Apakah bentuk cinta itu seperti racun yang diminum Romeo untuk mengejar Juliet ke alam astral? Atau seperti ratusan purnama saat Cinta terus menunggui Rangga? Tapi kog saya merasa apa yang mereka lakukan itu, entah baik atau buruk, dasarnya hanyalah keegoisan untuk memiliki. Waduh, dipikir bagaimanapun tetap seperti itu. Lalu akhirnya saya bertanya lagi pada tembok, cinta yang ikhlas dan tidak egois itu seperti apa? Pertanyaan ini lagi-lagi membentur pintu kayu lalu mental ke jidat saya.


  • Walhasil, jawabannya menjadi semakin acakadut. Katanya kalau makin tua makin mengerti dan bisa memaknai proses hidup, tapi kog saya tidak merasai saya makin paham ya. Apa saya ini bodoh sebenarnya? Kasian orang tua saya punya anak begini bodoh.


  • Lalu bagaimana dong dengan tanda tanya agung yang selama ini membuat saya jungkir balik, seumur hidup saya habiskan untuk mengerti tujuan saya hidup? Saya berdiri saja garuk-garuk kepala, melihat kearah jendela lagi-lagi akhirnya tidak bisa menjawab 1 pun dari pertanyaan-pertanyaan muskil ini.


  • Walaupun saya berterima kasih karena saya bisa merasai banyak emosi selama saya hidup, tapi bukan berarti saya puas hidup tanpa bisa memahami tanda tanya agung saya, lho. Bikin emosi saja sebenarnya.


  • Apalagi nanti kalau hidup saya semakin sibuk dengan materi-materi yang tidak ada hubungannya dengan spiritualitas, makin tidak punya waktu saya untuk memahami kenapa saya menangis saat dulu pertama kali kulit saya bersinggungan dengan udara.

  • Omong-omong, kenapa anak bayi tidak ingat sebab mereka menangis ya? Teorinya ada di jurnal-jurnal science, tapi setahu saya tidak ada yang benar-benar ingat. Jangan-jangan sengaja dihapus, konspirasi nih.


  • Jujur, mungkin tetap didalam rahim lebih baik lho, sstt.. tapi ini rahasia, ya.

51 views0 comments

Recent Posts

See All
Post: Blog2_Post
bottom of page